Refleksi Program Pekan Budaya Indonesia - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid
Refleksi merupakan kegiatan baik sebagai rangkaian akhir dalam seseorang melakukan aktivitas, pun di dunia pendidikan yaitu terhadap program yang sedang dan telah berakhir. Refleksi saya kali ini terkait dengan program Pekan Budaya Indonesia yang diselenggarakan di sekolah terkait dengan tiga hal, yaitu perasaan saya pada saat merencanakan dan melaksanakan aksi, pembelajaran yang saya dapatkan dari aksi, serta perencanaan untuk memperbaiki pembelajaran. Ketiga hal tersebut akan coba saya tuangkan menggunakan kerangka 4 F (facts, feeling, finding, future).
Facts
Latar belakang diselenggarakannya program ini adalah
berangkat dari aset yang dimiliki sekolah yaitu kemajemukan peserta didik baik
dalam hal agama dan tentu juga kebudayaan sebagaimana merepresentasikan
keragaman di Indonesia itu sendiri. Juga sejalan dengan visi sekolah yang
menghargai setiap keunikan anak sehingga kegiatan Pekan Budaya Indonesia ini
pun dipilih sebagai sarana memperkuat kecintaan peserta didik terhadap
kemajemukan warga Indonesia serta meningkatkan rasa saling menghargai sesama.
Komunikasi, pelaporan, serta monitoring diselnggarakan secara langsung ataupun melalui media grup sosial media
Program ini dapat berjalan
dengan
baik dengan keterlibatan semua komunitas
sekolah, seperti kepala sekolah sebagai penanggung jawab, para guru sebagai
pengarah dan peserta didik sebagai panitia
pelaksana. Peserta didik yang menjadi panitia pelaksana
mempunyai kebebasan untuk merancang kegiatan dengan petunjuk dan arahan dari guru/kepala sekolah.
Kegiatan ini juga berpotensi dapat melibatkan masyarakat
di sekitar sekolah. Kegiatan monitor dilakukan oleh peserta didik kepada peserta
didik dan untuk peserta
didik sendiri. Evaluasi kegiatan melibatkan guru, kepala
sekolah, dan masyarakat luar sekolah.
Sekolah
berupaya mengoptimalkan setiap aset yang dimiliki baik untuk membuat kostum
ataupun pengomptimalan keterampilan guru dalam membimbing maupun
mendokumentasikannya.
Peserta didik secara berkelompok kelas melakukan kegiatan
mengekspor kebudayaan dari suatu wilayah yang mereka dapatkan terkait sejarah,
kebudayaan, makanan, alat musik, kerajinan tangan, tarian, upacara adat dan
sejenisnya. Peserta didik juga mendapatkan pengetahuan tentang cara memasak
makanan khas juga cerita mengenai profil suatu daerah langsung dari warga
masyarakan yang berasal dari daerah yang dimaksud.
Antar kelas juga saling berbagi tentang pengetahuan yang
baru mereka dapatkan melalui kunjungan/diskusi virtual.
Sebagai akhir, peserta didik membuat sebuah video pertunjukan
untuk mengenalkan kebudayaan yang telah dalam beberapa waktu mereka eksplorasi
tersebut.
Dampak yang didapatkan
langsung selama dan setelah program ini berlangsung adalah bahwa murid-murid
semakin kaya akan pengetahuannya terhadap profil serta kebudayaan dari daerah/suku
yang kelasnya perdalam juga tentang daerah/suku yang dipresentasikan oleh kelas
lain serta bertambah pula rasa penghargaan mereka terhadap sesama warga negara
Indonesia yang dikaruniai keberagaman ini.
Feelings
Selama merencanakan dan melaksanakan program ini, saya merasa senang karena dapat mengaplikasikan materi yang didapat sekaligus perasaan khawatir jika-jika terkendala ataupun tidak dapat membagi waktu dengan baik dengan tanggungjawab lain.
Findings
Pembelajaran yang saya dapatkan dari penyelenggaraan
program kali ini adalah tantangan bagaimana guru bersama murid dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan beragam tantangan seperti pembelajaran daring dan
pembelajaran tatap muka terbatas, keterbatasan financial, serta sumber
informasi dariwarga daerah tertentu sebagai narasumber. Saya juga belajar bahwa
setiap tantangan tersebut akan dengan lebih baik jika kita menggunakan paradigm
berpikir positif ataupun berbasis aset.
Future
Sebagai program
yang direncakan akan dilaksanakan lagi pada periode berikutnya, semoga kendala
terkait pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka terbatas dapat
diantisipasi yaitu dengan penjadwalan yang baik serta penyusunan rencana kerja
yang terukur. Selanjutnya terkait narasumber agar lebih melibatkan komunitas
orangtua dan sosial media agar sedapat mungkin memenuhi setiap kebutuhan
narasumber dari daerah yang peserta didik ingin ketahui lebih.