Sabtu, 29 Oktober 2011

utamanya ber-hijrah

kita tentu sudah sering mendengar cerita-cerita dari orang tua atau guru kita tentang hijrah. tentang berpindahnya Rasulullah dan Sahabat dari Mekah ke Madinah yang mereka berhijrah bukan karena atas kehendak sendiri, tetrapi Allah yang langsung menyuruh mereka unruk berhijrah melalui Rasul-nya. Muhammad.

kita juga tentu mengetahui tentang tahun umat Islam, tahun Hijriyah yang dimulai perhitungannya sejak peristiwa Hijrahnya Rasulullah dan Pengikutnya. itulah keistimewaan berhijrah.

coba kita fikirkan, banyak peristiwa-peristiwa penting dalam islam seperti isra' mi'raj, perintah shalat, maulid Nabi (hari kelahiran Nabi), turunnya Al-Qur'an, turunnya wahyu pertama, atau peristiwa penting lainnya. tetapi kenapa tidak peristiwa penting yang lain yang menjadi awal perhitungan tahun Islam (hijriyah) kenapa harus peristiwa Hijrah.

berhijrah merupakan simbol perubahan dalam diri. perubahan (baca: hijrah) menuju kebaikan. berhijrah dari keterkekangan. hijrah dari siksaan. hijrah dari kebodohan. menuju ke suatu tempat baru (Madinah) untuk melakukan perubahan luar biasa yang dengan perubahan itu sehingga umat Islam bisa kembali menguasai tempat asal mereka berhijrah. Mekah.

peristiwa itu juga harus dicontoh bagi kita sebagai umat Nabi Muhammad. kita harus berhijrah dari kebodohan, berhijrah dari ketidaktahuan. aImam Syafi'i saja berhijrah sehingga mendapatkan ilmu yang sangat tinggi sehingga dapat menjadi seorang mujtahid.

manusia itu ibarat air. jika ia tergenang, maka akan menjadi kubangan. tetapi jika ia berhijrah ibarat air sungai yang mengalir, menyuburkan lahan yang dilewatinya, terlihat indah dan bersih yang menjadi berharga bagi lingkungan. jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk takut berhijrah.

dalam hal menuntut ilmu, kita tidak bisa hany amengandalkan ilmu yang ada di daerah kita sendiri. jika semua orang berfikir sama, maka ilmu itu hanya bersifat lokal atau tidak universal. untuk itu kita juga sepatutnya menimba ilmu ke daerah orang. agak ilmu kita bisa sangat bertambah yang tidak hanya seperti ilmu yang kita dapatkan di kampung sendiri.

wallahua'lam

bertingkah buruk itu perlu* dalam menuntut ilmu

eitz...
jangan salah sangka dulu, maksud dari penulis tidaklah seperti yang anda pikirkan (jika anda suuzon/ negative thinking). memang, dalam menuntut ilmu itu kita harus mengamalkan dan menjalankan beberapa prilaku buruk seperti malas, perhitungan, tdak perduli, ego, atau prilaku buruk lainnya. bahkan sifat dari iblis pun perlu kita amalkan.

masih g'percaya, kita bahas dlu,,..
seperti contohnya sifat malas. kita bisa menjadikan malas sebagai motivasi bagi kita agar mendapatkan prestasi yang baik dalam pendidikan kita. maksud malas disini adalah malas untuk mengulangi pelajaran di tingkat yang sama dua kali (tinggal kelas/ perbaikan nilai) karena kita bisa memperdalam ilmu kita tentang bidang itu kapan saja. juga malas untuk membayar mahal (yang ke sekian kalinya) karena kita harus memperlama waktu kita di sekolah atau Perguruan Tinggi. jadikan malas itu menjadi motivasi agar menyelesaikan suatu mata pelajaran/ mata kuliah hanya dengan satu periode dengan nilai yang baik.

perhitungan juga bisa menjadi motivasi belajar, karena dengan perhitungan kita menjadi lebih cepat dan lebih baik dalam menyelesikan pendidikan. bisa perhitungan masalah materi, waktu, tenaga yang jika dipkir-pikir akan sangat mubazir jika kita menyia-nyiakannya. terbitkan saja dalam pikiran anda "udah bayar mahal-mahal koq, masa' aku main-main pas lagi belajar".

ego bisa saja menjadi visi kita dalam hidup, contoh ego yang baik: "pokoknya aku harus jadi guru" (atau profesi lain), "nanti kalau udah besar saya harus lebih hebat dari ayah" atau "dimasa tua nanti aku g'mau ada masalah, maunya hidup tenang menikmati masa tua" atau terserah anda apa ego (baca: motivasi) anda, motivasi yang membuat kita jadi lebih baik dalam menjalani pendidikan.
jadi, jangan sungkan-sungkan untuk mengeluarkan ke-egoisan untuk diri anda (ego yang baik = motivasi)

tidak ketinggalan, ada satu sifat iblis yang bisa kita contoh yaitu "pantang menyerah", iblis tidak akan menyerah untuk menggoda manusia sejak manusia pertama hingga manusia terakhir nantinya. satu sifat dari iblis yang bisa kita (manusia) contoh untuk mengambil kebaikan darinya.

selanjutnya, untuk prilaku-prilaku buruk lain bisa anda kembangkan menjadi motivasi bersama.

wallahu a'lam

bersyukur aja lah!

artikel ini dibuat bukan oleh seorang ustadz, apalagi seorang ulama, yang menulis artikel ini hanyalah seorang awam yang ilmunya hanya "pas-pasan". tetapi disini penulis ingin menyampaikan dan menghimbau (walaupun penulis masih kurang mengamalkannya) kepada kita semua, semoga ini menjadi jalan bagi penulis agar menjadi mudah untuk mengamalkannya.

pembahasannya yaitu tentang bersyukur, hal yang penting dan harus dilakukan tetapi sangat sulit diamalkan (termasuk oleh penulis) walaupun ada juga orang yang dengan ikhlas mengamalkannya.

bersyukur itu penting, dapat kita ketahui melalui perintah Allah lewat Al-Qur"an:

“…Sesungguhnya jika kamu bersykur niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” QS. Ibrahim : 7

kita harus senantiasa bersyukur, karena kita tidak tahu dan tidak mampu menghitung nikmat-nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita:


“Jika kamu menghitung-menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menentukan jumlahnya (menghitungnya). Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” QS. An Nahl : 18.

dari dalil-dalil itu kita bisa memahami betapa pentingnya bersyukur itu, dan betapa Allah melarang mengingkari nikmat itu. dan yang sudah kita ketahui bahwa semua yang harus kita syukuri itu (berupa harta, uang, keluarga dll) cuma titipan yang tidak kekal yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh pemiliknya. Allah.
intinya, BERSYUKUR AJA LAH!

dan masih banyak lagi dalil-dalil yang menunjukkan tentang ketentuan-ketentuan dalam bersyukur yang bisa kita lihat di http://naunganislami.wordpress.com/2009/05/07/dalil-bersyukur/

wallahu a'lam

Kamis, 20 Oktober 2011

pulang kuliah mau kemana?

Semua mahasiswa di perguruan tinggi manapun tentu memiliki jadwal kuliah masing-masing. Tetapi setelah selesai kuliah, kemanakah para mahasiswa itu pergi. tentu banyak aktivitas yang bisa dilakukan oleh kita sebagai mahasiswa pada waktu diluar jam kuliah.

Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan tentu berbeda di antara satu dengan yang lain. Ada aktivitas yang baik, kurang baik atau mungkin ada yang tidak baik yang bisa dan pernah dilakukuan oleh kalangan mahasiswa, baik di medan ataupun di kota-kota lain.

Seperti penelitian singkat yang dilakukan oleh penulis yang menanyakan kepa responden tentang apa yang biasa ia lakukan kepada salah satu mahasiswa di medan yang bernama Niki Nurindah. Ia menjawab "kalau masih ada waktu ya ke warnet atau ke sanggar" atau Maria Sari Yang menjawab "biasanya sih kerumah teman, belanja, nonton. kadang pulangnya malam".

Juga dari teman sekelas saya yang saat tidak di kelas, ia pergi ke Perpustakaan IAIN-SU namanya MK (nama disamarkan hehe.... ) yang dilakukannya bukan hanya membaca atau meminjam buku, tetapi juga ia sering mengerjakan tugasnya sebagai penulis di majalah kampus dan beberapa majalah bola kota medan dan nasional. bukan itu saja, ia juga sering menggambar dan membuat gambar dari komputer, ia juga pernah mendapatkan bonus dari gambar dan artikel yang ia buat itu.

Tidak salah juga setelah kita pulang kuliah, kita pergi untuk bersantai sedikit setelah kita belajar di kelas yang membuat kita agak jenuh. kita bisa pergi bersama teman jalan-jalan, makan, nonton atau hal lainnya, asal jangan melakukan hal-hal yang tidak berguna apalagi hal-hal yang buruk. tetapi, bersantai-santai juga jangan kita lakukan terlalu sering atau setiap hari. lakukanlah jika itu dianggap perlu.

Itulah segelintir jawaban yang telah dikumpulkan oleh penulis. mungkin anda mempunyai aktivitas tersendiri yang berbeda dengan mereka para responden di atas. tentunya aktivitas anda juga tidak kalah berguna dan tidak kalah penting dengan kegiatan mereka.
selamat beraktivitas kawan.