Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan murid. Pembelajaran berdiferensiasi mengakomodir semua perbedaan yang ada di dalam diri peserta didik, yang dilihat dari kebutuhan belajar peserta didik. Pembelajran berdiferensiasi dilakukan dengan tiga strategi yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk yang dirancang erdasarkan tiga aspek yaitu kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar.
Untuk menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi di kelas, perlu diadakannya pemeetaan sebelumnya
baik dengan cara observasi, pengisian kuisioner oleh peserta didik/orangtua,
atau dengan pre-assessment sehingga guru memiliki peta jalan dalam merancang
pembelajaran.
Contoh
Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat
Tujuan Pembelajaran: Murid dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat operasi bilangan berpangkat bulat.
Tabel 1. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat
Minat |
Seni |
IT |
Bahasa |
Nama Murid |
Nadya
Queen |
Abi Samuel
|
Caryn |
Produk |
Membuat
poster sifat-sifat operasi hitung bilangan berpangkat bulat. |
Menjabarkan penyelesaian
masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat operasi bilangan berpangkat bulat
dalam presentasi ppt atau infografis. |
Mendemonstrasikan
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan
sifat-sifat operasi bilangan berpangkat bulat dalam video presentasi. |
Tujuan Pembelajaran: Murid dapat Mengubah masalah/bahasa sehari-hari ke dalam bentuk pangkat dan akar dan sebaliknya
Tabel 2. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar
Kesiapan Belajar
(Readiness) |
Murid telah memahami konsep perpangkatan dan akar dan
kaitannya keduanya |
Murid telah memahami konsep
perpangkatan dan akar secara terpisah namun belum memahami kaitannya keduanya |
Murid belum memahami konsep perpangkatan dan akar. |
Nama Murid |
Caryn Samuel |
Abi
Queen |
Nadya |
Proses |
Murid
diminta mengerjakan soal-soal tantangan
yang mengaplikasikan pengubahan
masalah/bahasa sehari-hari ke dalam bentuk pangkat dan akar dan sebaliknya.
Murid akan
diminta untuk
bekerja secara
mandiri dan
saling memeriksa pekerjaan masing-masing. |
Murid
diminta mengerjakan soal-soal tantangan
yang mengaplikasikan pengubahan
masalah/bahasa sehari-hari ke dalam bentuk pangkat dan akar dan sebaliknya
menggunakan permisalan dari contoh di kehidupan sehari-hari misal kaitan sisi
dan luas persegi atau kaitan rusuk ddan volume kubus. Guru
akan sesekali
datang ke
kelompok ini untuk memastikan tidak
ada miskonsepsi. |
Murid
akan mendapatkan pembelajaran eksplisit
tentang konsep
perpangkatan dan akar. Guru
akan memberikan scaffolding dalam
proses ini. |
Contoh Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Profil Belajar murid
Tujuan Pembelajaran: murid dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan pangkat dan akar.
Tabel 3. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Profil Belajar Murid
Profil Belajar |
Visual |
Auditori |
Kinestetik |
Nama Murid |
Queen |
Nadya |
Abi Samuel Caryn |
Produk |
Murid
diperbolehkan memilih cara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang permasalahan
sehari-hari yang berkaitan dengan pangkat dan akar.
Boleh dalam bentuk gambar, rekaman wawancara maupun performance. |
||
Proses |
Saat menjelaskan guru menggunakan banyak
gambar atau
alat bantu visual. |
Guru
juga menyediakan kesempatan bagi
murid untuk mengakses sumber
belajar yang
dapat didengarkan murid
secara lisan. |
Guru
membuat beberapa
sudut belajar
atau display
yang ditempel
di tempat-tempat berbeda
untuk memberikan kesempatan murid
bergerak saat
mengakses informasi. |
Dari pemetaan tersebut, dituangkanlah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk dijalankan di kelas.
Guru-guru
akan menempatkan murid-muridnya untuk mengembangkan sikap-sikap dan
praktik-praktik yang saling mendukung tumbuhnya lingkungan belajar. Dengan melakukan
pembelajaran berdiferensiasi, guru menjadi tahu bagaimana menyusun pembelajaran
yang selaras dengan mengoptimalkan potensi setiap peserta didik baik dalam hal
kesiapan belajar, minat belajar, dan proses belajar.
Sebagai contoh
anak yang minat dalam olahraga lari maka potensi utama tersebut yang perlu
dikembangkan maksimal. Ia tetap akan menjadi anak yang berprestasi di bidangnya
walaupun kemampuan seni atau matematikanya biasa saja. Anak yang gaya
belajarnya kinestetik perlu difasilitasi untuk belajar dengan caranya agar
menerima materi dengan maksimal, anak tipe ini tidak bisa dipaksakan untuk
hanya duduk diam mendengarkan gurunya berbicara. Peserta didik yang dalam pertemuan
lanjutan masih belum maksimal dalam pemahaman materi perlu adanya diferensiasi
proses dengan peserta didik lain yang pemahamannya sudah sangat baik sebelum
memberikan lembar kerja dengan level yang sama untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Modul 2.1
ini terkait erat dengan modul 1.1 Filosofi Pendidikan KHD di mana pada modul
1.1, kita dipahamkan tentang pembelajaran yang menghamba pada murid, cara agar
kita dapat menghamba pada murid (pembelajaran yang berpusat pada murid) adalah
dengan mengenal murid kita hinggga ke level kesiapan, minat, dan profil belajar
tiap individu dengan dilakukannya pemetaan.
Juga terkait dengan modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak di mana dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang baik, guru harus melakukan perannya sebagai pemimpin pembelajaran yang baik pula dengan memiliki nilai reflektif, inovatif, serta berpihak pada murid.