Kamis, 01 Juli 2021

PGP-Angk2-Kota Medan-Syahridho Zein-1.4-Aksi Nyata

 

Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif

 

§  Latar belakang tentang situasi yang dihadapi oleh Calon Guru Penggerak 

Latar belakang pemilihan budaya Bernalar Kritis sebagai budaya yang ingin saya angkat pada aksi nyata modul 1.4 ini adalah bawa hal tersebut merupakan salah satu fokus pengembangan keterampilan siswa sesuai pelajar pancasila yang digagas oleh kemendikbud dikti ristek.

Model pembelajaran pada pendidikan tingkat dasar saat ini tidak cukup hanya dibekali dengan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung atau “Tree Rs” (reading, writting, arithmetic), tetapi juga harus dibekali dengan kompetensi masyarakat global, yaitu komunikasi, kreatif, berpikir kritis, dan kolaborasi atau “Four Cs”(communicators, creators, critical thingkers, and collaborators) (NEA, 2012).

Dalam Framework 21st Century Skills, terdapat empat keterampilan, 4C keterampilan abad 21 yang di petakan sebagai kompetensi berpikir abad 21 yang terdiri dari, Creativity Thinking and innovation, Critical Thinking and Problem Solving, Communication, dan Collaboration.

Latar belakang lain mengingat siswa saya merupakan insan dengan potensi memiliki berbagai ketarampilan baik yang dibutuhkan untuk masa depan mereka maka saya berupaya membuat satu rancangan tindakan aksi nyata berkaitan dengan pengembangan bernalar kritis (critical thinking).

Sehingga harapannya dari aksi nyata ini kemampuan bernalar kritis siswa dapat meningkat.

§  Deskripsi Aksi Nyata yang dilakukan, berikut alasan mengapa melakukan aksi tersebut 

1. Mengajak sebanyak mungkin warga sekolah untuk terlibat dalam rancangan tindakan aksi nyata.

2. Menginisiasi diskusi perumusan tujuan budaya positif sekolah yang berdampak pada siswa terutama berkaitan budaya berpikir kritis.

3. Membuka diskusi dengan siswa tentang pentingnya budaya berpikir kritis serta kaitannya dengan kemampuan yang harus dimiliki di abad 21.

4. Membuat kesepakatan kelas bersama siswa tentang bagaimana cara meningkatkan budaya berpikir kritis dalam pembelajaran ataupun di luar pembelajaran

5. Merancang pembelajaran yang berfokus pada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa

6. Menjadwalkan evaluasi untuk memetakan pencapaian perwujudan budaya berpikir kritis oleh siswa

7. Melakukan refleksi terhadap hasil evaluasi dan menuangkannya dalam program sekolah dan/atau rencana pembelajaran di pertemuan berikutnya

8. Penilaian/evaluasi aksi nyata berupa observasi dan kuisioner/angket

Alasan melakukan aksi tersebut adalah untuk upaya penerapan budaya positif yaitu bernalar kritis yan gdisertai juga dengan tahap evaluasi sebagai bahan refleksi.

§  Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan 

Agar mencapai tujuan peningkatan keterampilan bernalar kritis pada murid, perlu diimplementasikan melalui sebuah program. Salah satunya adalah yang sejalan dengan tujuan assessment dinas pendidikan yang menuntut bernalar kritis yaitu Asesmen Nasional (AN). Sekolah bekerjasama dengan pihak NUADU sebangai penyedia soal berbasis teknologi. Anak mengikuti AN bidang numerasi dan literasi yang menuntut siswa bernalar kritis tentang permasalahan yang ada di rangkaian pertanyaan tersebut.

Perasaan saya selama melakukan aksi nyata adalah senang karena dapat ambil bagian dalam penerapan budaya positif di sekolah.

§  Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan (kegagalan, keberhasilan, dan hal-hal yang tidak sesuai dengan rancangan aksi nyata)

Pembelajaran yang didapat dari aktifitas aksi nyata budaya positif yaitu pentingnya bernalar kritis sebagai keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam menghadapi persaingan hidup pada masa kini dan masa depannya kelak ketika dewasa. Selanjutnya, informasi bahwa secara umum tingkat keterampilan bernalar kritis pelajar di Indonesia masih butuh ditingkatkan agar mampu bersaing secara global.

§  Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

Selanjutnya, rencana perbaikan yaitu konsistensi penerapan pembelajaran yang mendorong siswa dalam meningkatan keterampilan bernalar kritis. Juga dalam model penilian yang menggunakan tingkat berpikir HOTS. Diperlukan juga kerjasama semua guru agar dapat memiliki semangat yang sama dalam penerapan budaya positif kemampuan bernalar kritis.

§  Dokumentasi proses dan hasil pelaksanaan berupa foto-foto berikut caption/narasi singkat nya. 




Foto di atas adalah gambaran bagaimana diskusi di kelas berjalan, siswa dibudayakan untuk mengemukakan pendapatnya tentang hal yang sedang dibahas baik dalam hal materi maupun informasi umum yang sedang berkembang. Dengan keterbukaan siswa dalam berpendapat, guru menuntun agar cara berpikir siswa menjadi lebih kritis sehingga dapat memberikan argument yang matang dan berdasarkan data berupa pengetahuan mereka.

Di atas merupakan laporan dari salah satu siswa mengenai kemampuan bernalar siswa yaitu di bidang literasi. Yaitu hasil dari pemahaman literasi siswa menggunakan penilaian dengan format Asesmen Nasional (AN).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar