Senin, 12 Desember 2011

Arti Kepergiannya Seorang Sahabat

Hari itu tepat genap enam tahun, dimana aku kehilangan sosok teman baikku (sahabat karibku). Ia pergi untuk selamanya meninggalkan ku sendiri dengan kesedihan yang ku miliki. Dari kecil aku selalu bersamanya dan hingga aku dan ia bekerja di kantor yang sama. Aku tak tahu apa yang terjadi pada dirinya, ia menyembunyikan hal tantang penyakitnya itu.
Sebagai temannya dan juga sahabatnya aku merasa sedih “Mengapa ia harus menyembunyikan semua tentang penyakitnya itu, kalaulah aku mengetahuinya sejak dari pertama ia mengidap penyakit itu, mungkin aku tak akan membuat ia merasakan kesediahan dengan apa yang ku alami. Aku akan membuat ia merasakan kesenangan dan kebahagian yang mungkin tak akan ia lupakan.
Disaat ia harus berjuang melawan penyakitnya itu, aku mendapatkan tugas dari kantor. Pergi ke luar kota (Bandung) karna ada masalah di bagian marketing perusahaan. Sulit bagiku untuk meninggalkannya namun ia bersikeras membuatku untuk pergi mengerjakan pekerjaan yang menungguku di kota Bandung.
Beberapa hari aku sampai di kota Bandung aku dikejutkan dengan kabar yang membuatku sangat sedih dan tak berdaya, sehingga pekerjaanku terbengkalai. Aku dikabari oleh keluargaku melalui pesan SMS,

“ Assalamu’alaikum”.
“ Nisa, segera pulang, karna Rahma sekarang lagi di UGD, ia dirawat intensif dan besok ia akan menjalani Operasi Kanker Otak”.

Segera aku bergegas meminta izin kepada atasanku untuk pulang dan melihat kondisi Rahma. Aku menelepon kepada atasanku dan ia mengijinkanku untuk pulang dan libur beberapa hari untuk menjaga Rahma. Dalam pikiranku berkata “Alhamdulillah, atasanku mengijinkan aku untuk mendampingi sahabat ku”. Sesampainya aku pulang langsung aku tanyakan dimana alamat Rumah Sakitnya, dengan keluarganya.
Kemudian aku langsung bergegas meninggal rumahnya. Dan menuju Rumah Sakitnya. Sesampainya aku disana aku berjumpa dengannya begitu cepat hanya beberapa jam sebelum operasinya aku bebincang- bincang dengannya dan ia memberikanku beberapa pesan untukku.
“ Jangan ada air mata yang keluar dari matamu dan membasahi pipimu karna kepergianku”.
“ Jadilah seorang wanita yang tegar dan tegas menghadapi semua ujian yang Allah berikan kepadamu”.
“ Mulai dari sekarng tidak ada kata keluhan yang terucap dari bibir kecilmu itu”.
“Awalilah hari ini dengan bersyukur kepada Allah serta tersenyumlah dalam segala hal dan apapun yang terjadi, karna orang akan mengira kita lebih kuat dari mereka”.

Sa’atku mendengar semua pesannya yang dilanturkan dari bibirnya yang pucat. Aku berjanji dan berfikir untuk bisa menjadi apa yang ia katakan.
Dan tiba sa’atnya ia harus di operasi, namun ia tak mau di operasi meskipun keluarganya memaksakannya untuk ia operasi, ia tetap tak mau operasi, dan tetap dengan pendiriannya.
Dan pada Akhirnya ia dipanggil oleh Allah SWT. Untuk kembali padanya. Aku sedih disa’at ia pergi. Namun aku sudah berjanji untuk tidak akan meneteskan air mata disa’at ia pergi.
Kini sudah enam tahun ia pergi, tapi aku merasa ia masih hidup, dan masih bersamaku. Kalaulah ia masih hidup pasti kami bersama-sama membesarkan anak-anak kami dan menceritakan persahabatan kami sewaktu kecil dulu.
Aku menyimpulkan tentang ini “ Boleh ia pergi dari kehidupan ini, namun ia tidak boleh pergi dari kehidupanku” .
“Boleh ia meniggalkan aku untuk selamanya, tapi dia harus hidup di diriku selamanya”.

Sebab karna pesan ia aku menjadi wanita yang tegar dengan semua kejadian yang aku alami sa’at ini.
"kha dewi"
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar